BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sejak kedatangan islam pada abad ke-13 M hingga saat
ini, fenomena pemahaman keislaman umat islam indonesia masih ditandai oleh
keadaan amat variatif. Sejalan dengan pembidangan ilmu dalam studi islam,
pendekatan studi islam pun mengalami perkembangan, sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini, pemakalah akan menjelaskan tentang Studi
Islam Interdisipliner.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pendekatan dalam Studi
Islam
2. Pendekatan Interdisipliner dalam
studi Islam
3. Beberapa Pendekatan Interdisipliner
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Studi
Islam
Pendekatan adalah cara pandang atau
paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat
dalam beberapa aspek yang sesuai dengan paradigmanya.
B. Pendekatan Interdisipliner dalam studi Islam
Pendekatan interdisliner yang dimaksud
disini adalah kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang
( perspektif ). Dalam studi misalnya menggunakan pendektan sosiologis, historis
dan normatif secara bersamaan. Pentingnya penggunaan pendekatan ini semakin
disadari keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu
pendekatan tertentu. Misalnya, dalam mengkaji teks agama, seperti Al-Qur’an dan
sunnah Nabi tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan tekstual, tetapi harus
dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan historis sekaligus, bahkan masih
perlu ditambah dengan pendekatan hermeneutik misalnya.
Dari kupasan diatas melahirkan beberapa
catatan. Pertama, perkembangan pembidangan studi islam dan pendekatannya
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Kedua, adanya
penekanan terhadap bidang dan pendekatan tetentu dimaksudkan agar mampu
memahami ajaran islam lebih lengkap ( komprehensif ) sesuai dengan kebutuhan
tuntutan yag semakin lengkap dan komplek. Ketiga, perkembangan tersebut adalah
satu hal yang wajar dan seharusnya memang terjadi, kalau tidak menjadi pertanda
agama semakin tidak mendapat perhatian.
Contoh dalam penggunaan pendekatan
interdispiner adalah dalam menjawab status hukum aborsi. Untuk melihat status
hukum aborsi perlu dilacak nash Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Tentang larangan
pembunuhan anak dan proses atau tahap penciptaan manusia dihubungkan dengan
teori embriologi.
Sebagai tambahan Leonard Binder secara
implisit menawarkan beberapa pendekatan studi islam, yakni:
1) Sejarah ( history )
2) Antropologi ( anthrophology )
3) Sastra islam dan arkeologi ( islamic art and
archeology )
4) Ilmu politik ( political science )
5) Filsafat ( philosophy )
6) Linguistik
7) Sastra ( literature )
8) Sosiology ( sociology )
9) Ekonomi ( economics )
Dari pembahsan ringkas tentang pendekatan
yang dapat digunakan dalam studi islamada beberapa catatan. Pertama, sejumlah
teori memang sudah digunakan sejak lama oleh para ilmuan klasik, meskipun
teori-teori tersebut mengalami perkembangan. Kedua, ada beberapa teori yang
mendapat penekanan pada beberapa dekade terakhir.
C. Beberapa Pendekatan Interdisipliner
1. Pendekatan Filsafat
Filsafat
berasal dari kata philo yang berarti cinta dan kata shopos yang
berarti cinta dan kata shopos yang beraati ilmu atau hikmah secara etimologi
filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Menurut
istilah ( terminologi ) filsafat islam adalah cinta terhadap hikmah dan
berusaha mendapatkan falsafah dan menciptakan sikap positif terhadap falsafah
islam.
Istilah
filsafat dapat ditinjau dari dua segi berikut:
a) Segi
semantik; filsafat berasal dari bahasa arab yaitu falsafah. Dari bahasa Yunani
yaitu philosophia yaitu pengetahuan hikmah (wisdom). Jadi philosophia berarti
cinta pengetahuan, kebijaksanaan, dan kebenaran. Maksudnya adalah orang
menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya dan mengabdikan dirinya kepada
pengetahuan.
b) Segi
praktis; filsafat yaitu alam pikiran artinya berfilsafat itu berpikir. Orang
yang berpikir tentang filsafat disebut filosof. Yaitu orang yang memikirkan
hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh di dalam tugasnya filsafat
merupakan hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan sesuatu kebenaran
dengan sedalam-dalamnya. Jadi filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Ruang lingkup filsafat
Filsafat
merupakan induk dari segala ilmu yang terdiri dari gabungan ilmu-ilmu khusus.
Dalam perkembangan ilmu-ilmu khusus satu demi satu memisahkan diri dari
induknya yakni filsafat. Ruang lingkup filsafat berdasarkan struktur
pengetahuan yang berkembang dapat dibagi menjadi tiga bidang,sebagai berikut,
1. Filsafat
sistematis terdiri dari:
2. Metafisika
3. Epistemologi
4. Metodologi
5. Logika
6. Etika
7. Estetika
8. Filsafat
khusus terdiri dari:
a) Filasafat
seni
b) Filsafat
kebudayaan
c) Filsafat
pendidikan
d) Filsafat
bahasa
e) Filsafat
sejarah
f) Filsafat
budi pekerti
g) Filsafat
politik
h) Filsafat
agama
i) Filsafat
kehidupan
j) Filsafat nilai
9. Filsafst
keilmuan terdiri dari:
a) Filsafat
ilmu-sssssstik
b) Filsafat
psikologi
c) Filsafat
ilmu-ilmu social.
Dalam
studi filsafat untuk memahami secara baik paling tidak kita harus mempelajari lima bidang politik,
yaitu:
a. Metafisika
b. Epistimologi
c. Logika
d. Etika
e. Sejarah
filsafat.
Dasar Pendekatan Filsafat Islam
Islam
pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu
segi,tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran
yang mengambil berbagai aspek itu adalah alquran dan hadis.
Dalam
kaitan ini diperlukan pendekatan historis terhadap filsafat Islam yang tidak menekankan
pada studi tokoh,tetapi yang lebih penting lagi adalah memahami proses
dialektik. Filsafat Islam sendiri keberadaanya menimbulkan pro dan kontra.
Sebagian yang berpikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima
pemikiran filsafat Islam. Bagi mereka yang berpikiran tradisional kurang mau
menerima filsafat.
Islam
menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran filsafat,itulah yang disebut
filsafat Islam bukan karena orang yang melakukan kefilsafatan itu orang muslim,
tetapi dari segi obyek membahas mengenai keislaman.
Perkembangan
filsafat Islam pada prinsipnya mampu bersaing dengan filsafat Barat. Dari kedua
filsafat ini ditambah dengan kajian Yahudi, maka tersusunlah sejarah pembahasan
teoretis filsafat Islam dengan filsafat klasik, pada pertengahan dan modern.
Hubungan
filsafat Yunani dengan filsfat islam adalah sebagai berikut:
1) Pemikiran
filsafat Islam telah dipengaruhi oleh filsafat Yunani.
2) Para filsuf muslim mengambil sebagian besar pandanganya
Aristoteles.
3) Filsuf
muslim banyak mengagumi Plato dan mengikutinya pada berbagai aspek.
Hubungan
filsafat Islam dengan filsafat modern ,secara khusus terdapat berbagai usaha
yang ditujukan untuk menemukan hubungan antara keduanya,baik sumber maupun
pengantar-pengantar filsafat modern. Batasannya yaitu terdapat pola titik
persamaan dalam pandangan dan pemikiran.
Filsafat
Islam juga dikatakn sebagai ilmu karena di dalamnya terkandung pertanyaan
ilmiah,yaitu bagaimanakah, mengapakah, dan apakah, jawaban atas pertanyaan itu
adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan
yang timbul dari pedoman yang selalu berulang-ulang.
2) Pengetahuan
yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat yang berlaju dalam
masyrakat.
3) Pengetahuan
yang timbul dari pedoman yang dipakai suatu hal dijadikan pegangan.
Konsep Filsafat Islam
1) Konsep
Ar-Razi
Abu
Bakar Muhammad Ibn Zakaria Al- Razi lahir di Rai kota dekat Teheran pada tahun 862 M.
Falsafahnya terkenal dengan Lima
Yang Kekal.
a. Materi; merupakan apa yang ditangkap panca indra
tentang benda itu
b. Ruang
; karena materi mengambil tempat.
c. Zaman:
karena materi berubah-ubah keadaannya.
d. Adanya
roh
e. Adanya
Pencipta.
2) Konsep
Al Farabi
Abu
Ali Husin Ibn Sina lahir di Afsyana 980 M. di dekat Bukhara. Terkenal dengan
a. Falsafah Jiwa,
b. Falsafah
Wahyu dan Nabi,
c. Falsafah Wujud.
3) Konsep
Al Kindi
Ya’kub
Ibn Ishaq Al Kindi berasal dari Kindah di Yaman.tahun 796 M. terkenak dengan:
a. Falsafah Ketuhanan
b. Falsafah Jiwa
2. Pendekatan Sosiologi
a) Pengertian Pendidikan dengan pendekatan sosiologi
Sosiologi
adalah ilmu tentang kemasyarakatan, ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan masyarakat.Sosiologi didefinisikan secara luas sebagai
bidang penelitian yang tujuannya meningkatkan pengetahuan melalui pengamatan
dasar manusia,dan pola organisasi serta hukumnya.Sosiologi dapat juga diartikan
sebagai suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan
struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.
Selanjutnya sosiologi digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam studi islam
yang mencoba untuk memahami islam dari aspek sosial yang berkembang
dimasyarakat, sehingga pendidikan dengan pendekatan sosiologis dapat diartikan
sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan konsep
pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang dihadapinya. Pendidikan
menurut pendekatan sosiologi ini dipandang sebagai salah satu konstruksi sosial
atau diciptakan oleh interaksi sosial. Pendekatan sosiologi dalam praktiknya,
bukan saja digunakan dalam memahami masalah-masalah pendidikan, melainkan juga
dalam memahami bidang lainnya, seperti agama sehingga munculah studi tentang
sosiologi agama.
b) Agama dalam
pendekatan sosiologi
Salah
satu ciri utama pendekatan ilmu -ilmu sosial adalah pemberian definisi yang
tepat tentang wilayah telaah mereka. Adams
berpendapat bahwa studi sejarah bukanlah ilmu sosial,sebagaimana
sosiologi.Perbedaan mendasar terletak bahwa sosiologi membatasi secara pasti
bagian dari aktivitas manusia yang dijadikan fokus studi dan kemudian mencari
metode khusus yang sesuai dengan objek tersebut,sedangkan sejarahwan memiliki
tujuan lebih luas lagi dan menggunakan metode yang berlainan. Dengan
menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial, maka agama akan dijelaskan dengan
beberapa teori, misalnya agama merupakan perluasan dari nilai-nilai sosial,
agama adalah mekanisme integrasi sosial, agama itu berhubungan dengan sesuatu
yang tidak diketahui dan tidak terkontrol dan masih banyak lagi teori
lainnya.Pada intinya pendekatan ilmu- ilmu sosial menjelaskan aspek empiris
orang beragama sebagai pengaruh dari norma sosial. Tampak jelas bahwa
pendekatan ilmu-ilmu sosial memberikan penjelasan mengenai fenomena agama.
c) Agama dalam
pendekatan fungsional-sosiologi
Teori
fungsional memandang agama dalam kaitan dengan aspek pengalaman yang
mentransendensikan sejumlah peristiwa eksistensi sehari hari, yakni melibatkan
kepercayaan dan tanggapan terhadap sesuatu yang berada diluar jangkauan
manusia. Oleh karena itu secara sosiologis agama menjadi penting dalam
kehidupan manusia dimana pengetahuan dan keahlian tidak berhasil memberikan
sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan. Dari sudut
pandangan teori fungsional, agama menjadi atau penting sehubungan dengan
unsur-unsur pengalaman manusia yang diperoleh dari ketidakpastian,
ketidakberdayaan dan kelangkaan yang memang merupakan karakteristik fundamental
kondisi manusia. Dalam hal ini fungsi agama adalah menyediakan dua hal yaitu :
1. Suatu cakrawala
pandang tentang dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia.
2. Sarana ritual
yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal diluar jangkauanya.yang
memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia mempertahankan moralnya.
Dari sini kita dapat menyebutkan fungsi agama,antara lain:
1. Agama
mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang diluar jangkauan manusia yang
melibatkan takdir dan kesejahteraan, dan terhadap manusia memberikan
tanggapanserta menghubungkan dirinya menyadiakan bagi pemeluknya suatu dukungan
dan pelipur lara.
2. Agama manawarkan
hubungan transendetal melalui pemujaan pada upacara ibadat.
3. Agama mensucikan
norma-norma dan nilai masyarakat yang telah terbentuk, mempertahankan dominasi
tujuan kelompok diatas keinginan individu dan disiplin kelompok diatas dorongan
individu.
4. Agama melakukan
fungsi-fungsi identitas yang penting.
5. Agama bersangkut paut pula dengan pertumbuhan dan kedewasaan individu
dan perjalanan hidup melalui tingkat usia yang ditentukan oleh masyarakat.
Jadi menurut teori
fungsional, agama mengidentifikasikan individu dengan kelompok, menolong
individu dalam ketidakpastian, menghibur ketika dilanda kecewa, mengaitkannya
dengan tujuan-tujuan masyarakat, memperkuat moral, dan menyediakan unsur-unsur
identitas.
Seperti halnya teori sosiologi tentang agama, teori fungsional juga
berusaha membangun sikap bebas nilai. Teori ini tidak menilai kebenaran
tertinggi atau kepalsuan kepercayaan beragama. Sebagaimana semua sosiologi,
teori ini juga menggunakan apa yang disebut pendekatan “naturalistis”pada
agama.Sebagai ilmu sosial,sosiologi berusaha memahami perilaku diri sebab
akibat yang alamiah. Ini bukan merupakan posisi ideologi yang anti agama, sebab
jika penyebab itu diluar alam, bila mereka bertindak terhadap manusia harus
juga melalui manusia dan hakikat manusia.
Salah satu sumbangan yang paling berharga dari teori fungsional ialah ia
telah mengarahkan perhatian kita pada karakteristik agama yang menawarkan sudut
pandang lain darimana kita memulai studi sosiologis terhadap agama dari sudut
perspektif yang saling melengkapi. Teori fungsional menitik beratkan arti
penting”titik kritis”, dimana fikiran dan tindakan sehari hari
ditransendensikan dalam pengalaman manusia
3. Pendekatan Sejarah
a) Pengertian pendekatan sejarah
Dalam
bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang secara harfiah berarti ketentuan
waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa
lampau / masa yang masih ada. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah merupakan
terjemahan dari kata history yang secara harfiah diartikan the past experience
of mankind, yakni pengalaman umat manusia di masa lampau.
Jadi
sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi di masa lampau,
baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, agama dan sebagainya.
Melalui
pendekatan sejarah ini, ilmu pendidikan Islam akan memiliki landasan sejarah
yang kuat sehingga terjadi hubungan dan mata rantai yang jelas antara
pendidikan yang dilaksanakan sekarang dengan pendidikan yang pernah ada di masa
lalu. Bangunan ilmu pendidikan Islam yang didasarkan pada pendekatan sejarah
akan memiliki landasan yang lebih realistis dan empiris, karena bertolak dari
praktik pendidikan yang benar-benar telah terjadi. Ilmu pendidikan Islam dengan
pendekatan sejarah merupakan sebuah bentuk apresiasi atas berbagai peristiwa
masa lalu untuk digunakan sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi
pengembangan ilmu pendidikan Islam di masa lalu.
b) Studi Islam
dengan Pendekatan Sejarah
Melalui pendekatan
sejarah ditemukan informasi sebagai berikut:
1. Sejak kedatangan Islam, umat
Islam tergerak hati, pikiran dan perasaannya untuk memberikan perhatiannya yang
besar terhadap penyelenggaraan pendidikan.
2. Model lembaga pendidikan Islam
yang diadakan oleh umat Islam adalah model lembaga pendidikan informal, non
formal dan formal.
3. Lembaga pendidikan yang
dibangun umat Islam bersifat dinamis, kreatif, inovatif, fleksibel dan terbuka
untuk dilakukan perubahan dari waktu ke waktu.
4. Melalui pendekatan sejarah,
diketahui bahwa di kalangan umat Islam telah terdapat sejumlah ulama yang
memiliki perhatian untuk berkiprah dalam bidang pendidikan
5. Melalui pendekatan sejarah,
dapat diketahui tentang kehidupan para guru dan pelajar.
6. Melalui pendekatan sejarah,
dapat diketahui tentang adanya sistem pengaturan atau manajemen pendidikan,
pendanaan atau pembiayaan pendidikan, mulai dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
7. Melalui pendekatan sejarah,
dapat diketahui tentang adanya kurikulum yang diterapkan di berbagai lembaga
pendidikan yang disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan ideologi keagamaan
yang dimiliki oleh tokoh pendiri atau masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan
pendidikan tersebut.
Pendekatan
sejarah dalam mempelajari Islam merupakan profil campuran, yakni sebagian dari
praktik tersebut ada yang dipengaruhi oleh sejarah dan ada pula yang
dipengaruhi oleh adat istiadat dan kebudayaan setempat. Praktik pendidikan
dalam sejarah tidak selamanya mencerminkan apa yang dikehendaki ajaran
Al-Qur'an dan al-sunnah.
Informasi
yang terdapat dalam sejarah bukanlah dogma atau ajaran yang harus diikuti,
melainkan sebuah informasi yang harus dijadikan bahan kajian dan renungan,
memilah dan memilih bagian yang sesuai dan relevan untuk digunakan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma
yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa
aspek yang sesuai dengan paradigmanya.
·
Pendekatan interdisipliner adalah sebuah kajian
dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang secara bersamaan
sehingga akan mendapat hasil yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan
satu pendekatan saja.
·
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi:
1. Segi
semantik, perkatan filsafat berasal dari kata arab, yaitu falsafah;
2. Segi
praktis; dilihat dari pengertian praktisnya,filsafat berarti alam pikaran;
·
Ada berapa ciri filsafat yaitu;
1. Persoalan
filsafat bercorak sangat umum;
2. Persoalan
filsafat tidak bersifat empiris;
3. Menyangkut masalah asasi
·
Pendekatan sosiologi merupakan sebuah studi yang
memanfaatkan sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan masyarakat untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan
berbagai problema yang dihadapi.
·
Pendekatan sejarah dalam mempelajari islam
merupakan profil campuran, yakni sebagian dari praktek tersebut ada yag
dipengaruhi oleh sejarah dan ada juga yang dipengaruhi oeh adat istiadat dan
kebudayaan seteempat. Praktik pendidikan dalam sejarah tidak selamanya
mencerminkan apa yang dikehendaki ajaran Al-Qur’an dan As-sunnah.
·
Informasi yang terdapat dalam sejarah bukanlah
dogma atau ajaran yang harus diikuti, melainkan ebuah informasi yang harus
dijaidikan bahan kajian dan renungan, memilah dan memilihbagian yang sesuai dan
relevan unuk digunakan.
B. SARAN
Demikianlah maklah ini kami sajikan kepada para
pembaca, diharapkan kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
tentang syirkah. Tentunya kami sadar bahwa makalah kami jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan manusiawi kami. Untuk itu kami mengharap kepada
pembaca sekalian untuk memberikan saran yang konstruktif untuk kemajuan ilmu
pengetahuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
·
Abdullah, M. Yatimin. Studi Islam Kontemporer.
Jakarta: Amzah, 2006.
·
Nasution, Dr. H. Khoiruddin. Pengantar Studi
Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA. 2009.
·
Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisme dalam
Islam. Cet.9, Jakarta:
Bulan Bintang, 1995.
·
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam dengan
Pendekatan Multidisipliner, Normatif Perenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi,
Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum, Jakarta: Rajawali Press.
2009.
·
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, cet.
X , Jakarta:
Raja Grafindo Persada. 2006.
·
O’dea, Thomas F. sosiologi Agama Suatu
Pengenalan Awal. Jakarta:
Rajawali Press. 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar